Thursday, March 5, 2020

Menikmati Tubuh Janda Montok

Menikmati Tubuh Janda Montok

Namaku Wily adalah seorang karyawan yang tinggal di kota Bandung,aku tinggal bersama paman dan bibiku. Sampai suatu waktu bibi dan paman ku pindah rumah tapi rumah yang sekarang aku tinggali tetep tidak dijual, karena sayang untuk di tinggal sendiri bibiku menyarankan untuk di kontrakan saja rumah itu. Rumah itu ada 2 tingkat , ditingkat dasar di kontrakan, sampai akhirnya ada wanita yang ingin ngontrak dan bibiku menyetujui nya dengan cara pembayaran nya bulanan, 1 bulan, 800rb.

Cerita Dewasa Janda Montok - Wanita itu bernama Bu Apong, perlu diketahui Bu Nindy adalah seorang janda berumur 42 thn ditinggal oleh suaminya karena selingkuh, dia menceritakan kenapa suaminya selingkuh karena dia marah tidak mendapatkan keturunan dari Bu Nindy.

Bu Nindy orangnya baik, tutur katanya sopan serta gaya berpakaian nya pun terbilang sopan. Sudah hampir 3 bulan dia ngontrak di rumah bibiku, aku senang karena ada teman untuk ngobrol di rumah, lama-kelaman aku dan Bu Nindy makin akrab sampai-sampai aku sempat ketiduran di ruangan dimana Bu Nindy mengontrak.

Singkat cerita, karena keakraban kami, gaya berpakaian Bu Nindy menjadi beda, sekarang dia berani memakai baju yang ketat, celana pendek sebatas paha atau hanya memakai daster terusan sebatas paha sehingga paha putih nya yang mulus serta toket nya yang sekel terpampang dengan indah.

Perlu diketahui Bu Nindy orang nya lumayan cantik bertubuh putih, lekuk tubuh nya aduhai, pantatnya semok, toket nya besar dan padat, paha nya putih idn poker apk versi 1.1.14.0  mulus,ukuran toketnya 36 cup F. Kadang2x aku suka curi2x pandang pada toket, paha ataupun pantatnya, mengetahui hal itu Bu Nindy hanya tersenyum tp senyuman yang binal.
Sampai pada hari sabtu siang ketika kami mengobrol sambil duduk di karpet, dia hanya memakai daster terusan sebatas paha, aku iseng menggodanya.

“bu, pake baju nya seksi amat, ga takut di perkosa sama saya….?”, sambil tanganku mengelus paha putih nya.

Bu Nindy menjawab di luar dugaan, “ooh, gitu yaa….tp suka kan…???”, lalu Bu Nindy meneruskan kata2x nya.

“ga, ga takut koq..,silahkan aja mau perkosa ibu mah, paling ibu teriak keenakan….!”. Mendengar hal itu, tanpa basa-basi tanganku langsung meremas memek nya dan aku tubruk dia sehingga dia jatuh terlentang dan tubuhnya aku tindih serta aku mengesek-gesekan kontolku ke memek nya masih memakai celana dalam. Kejadian itu membuat Bu Nindy kaget dan meronta tetapi rontaan lemah seorang wanita yang ingin di entot, lalu Bu Nindy berkata.

“eeits…tapi ada syarat nya…!!!”

“apa syarat nya….??”kataku sambil tanganku terus meremas toket nya

“bayarin kontrakan ibu bulan ini…, maka kamu bebas perkosa ibu sampai puas…”

“ok, setuju…dan ibu harus siap diperkosa sama saya kapanpun dan dimanapun…”kataku, lalu aku cium dengan buas bibir nya, dia hanya bisa melenguh “eeemmhh…..emmmhhh..”. Bu Nindy melepaskan ciumanku lalu dia berkata.

“ambil dulu uangnya,dong…nanti dah itu perkosahh ibuhh….”kata Bu Nindy sambil mendesah

Aku bangkit lalu mengambil uang sejumlah 300rb lalu aku serahkan kepada Bu Nindy.
“jadi sekarang gimana…??, mau perkosa ibu…??”kata Bu Nindy sambil membuka lebar2 paha nya, terlihatlah gundukan memek nya yang tembem yang masih menggunakan celana dalam serta paha putihnya yang mulus.

“lagian ibu juga dah lama ga ngerasain kontol dan dah lama memek ibu enggak di entot…”sambungnya.

“woooww…,ibu sekarang bicaranya jadi kotor,yaaa…”kataku.

“biarin aja, supaya tambah binal dan supaya kamu makin nafsu sama ibu…!!!”katanya.

“gimana, mau ga perkosa ibu….??”tanya Bu Nindy.

“enggak aacch, ga mau…..tapi saya akan entot memek ibu sampai lecet….!!!!”kataku.

Sejurus dengan itu, aku sergap dia dengan melumat bibirnya, kami berciuman, saling melumat bibir, air liur kami saling bersatu dan saling lilit lidah. Tangan ku pun tidak tinggal diam,menyusup ke balik celana dalam nya, mengelus memek dan itil nya. Mendapat serangan spt itu, Bu Nindy mendesah.

“aacchh…emmhh….eeeemmmmhhh…aaaacchhh, oohh nikmat banget…!!”serunya

“oohhhh….teeeruuuuss, iyaa itu itil ibu, oooocchhh….elus teruuuuss…”

Tangan Bu Nindy langsung meremas kontol ku yang sudah ngaceng
“aaacchh, nikmat bu….”kataku

Tanganku tak hanya mengelus tp jari telunjuk dan jari tengah ku mencoba untuk mengobok2x ke dalam memeknya, ternyata memek nya sudah basah bahkan karena banyak nya, cairan pelumas sampai meleleh keluar.
“memek mu udah banjir, bu…,dah ga tahan nya pengen di entot…?”bisikku pada Bu Nindy.

“ooohhh….eeemmhhmm,iya Her….ibu pengen di ewe sama kontol kamu….aaaacchh”balasnya,
Mendengar hal itu tanganku langsung mengobok2x memek tembemnya dengan kecepatan tinggi.

“aaacchhh…..aacchhh…ooohhmmmm….aaacchh, yang kenceng Her….!!”

“öoooowwwwhhhh……aaacchch…terus kocok memek ibu…ooohhhh, entot pake jari kamu…..oooohhhh”

Tidak hanya memek yang aku mainkan, susu nya pun tak lepas dari jamahan tangan ku, puting nya aku pilin2 lalu berganti meremas susu besar nya, Bu Nindy kewalahan mendapat perlakuaan spt itu, akhirnya dia mendapatkan orgasme nya yg pertama, tubuh nya mengejan, meliuk spt cacing kepanasan

“aaaaccchhhhcchh…..mmmhhmmmh, ibu ngecret…..aaaccchhhhhhh……ooooommmhhmm….aaa aaaaaccchh”lirih bu Apong
Aku biarkan sejenak dia tuk menikmati kepuasan nya

“bu, pindah ke atas yu…supaya ibu bebas teriak, tapi kunci dulu pintunya…”kataku

Lalu Bu Nindy bangkit dan berjalan ke arah pintu, aku tak kuasa melihat pemandangan yg seksi ini, segera aku peluk dia dari belakang sambil idn poker apk versi 2.1.0 mengesek2x kan kontol ku yang sudah tegang ke belahan pantat nya, tak lupa tanganku bergerilya ke arah toket nya yang ranum, aku remas toketnya dengan gemas, dia hanya mendesah..
“aaacchh…aacchh”

Setelah dia mengunci pintu, aku balikan badan nya aku ciumi lagi bibir nya sambil tanganku meremas memeknya yang basah, Bu Nindy hanya bisa pasrah lalu aku pegang tangannya dan aku arah kan ke kontol ku,dia tau apa yg harus dilakukan, segera dia remas kontolku kemudian dia berjongkok dan membuka celana dalam ku serta langsung mengulum kontolku. Bu Nindy dengan rakus menyepong kontolku….srruullpp….srruulpp….srlluupp, suara indah ketika dia memaju-mundurkan kontolku ke dalam mulut nya.
“eeemmmmhhhh…..eemmhhhmmhh…anget banget mulutmu, bu…..oooohhhh niikkmmaaaattt”seruku.

Kenikmatan yang tiada tara ini sedang ku rasakan, aku sedang mengentot mulut janda bahenol. Lalu aku pegang kepalanya dengan kedua tanganku lalu aku bantu dia untuk mempercepat sepongan nya, dia tampak kewalahan, air liur nya menetes di sela2x bibirnya.

“oooooommhh….ooommmhhh……ooommmhh…ooommhhh. …ssrruulluupp…..ssrruulluupp”
Ternyata tangan Bu Nindy tidak tinggal diam, dia mencolok2x sendiri memeknya.

“aaaccchhh….aaaccckkkhhhhh…nikmaaattt”seru ku
Segera aku hentikan aktifitas ini lalu aku ajak dia ke atas tuk menuntaskan birahiku.”Yu, ka atas, bu….”

Lalu kami berjalan ke arah tangga sambil ku peluk di dari belakang tak lupa tanganku aktif meremas toket dan kontol ku aku gesekan ke pantatnya, sebelum menaiki tangga dengan segera aku loloskan celana dalam Bu Nindy sehingga sekarang Bu Nindy hanya mengenakan daster mini sebatas paha tanpa celana dalam dan bra. Aku suruh dia naik duluan, di luar dugaan Bu Nindy menggoda ku dengan menggoyang2xkan pantat nya, melihat hal itu dengan gemas aku remas dengan kuat pantat nya dan aku tampar buah.

“aaaccchhh….ooowwwwwwwww….ssshhhhhmmmmm”se ru Bu Nindy.

“nakal nya…nich pantat…”kataku sambil meremas pantat bahenol Bu Nindy.

Sampai di kamar aku suruh Bu Nindy nungging atou dalam posisi sujud, dengan segera dia melakaukannya lalu dia berkata
“ayo cepetan,Her….entot memek ibu, memek ibu udah gatel pengen di entot….aaacchh”

“tenang Bu Nindy ada saatnya, sekarang saya masih ingin bermain2x dulu sama memek dan itil ibu…..”

Dengan segera aku remas pantatnya silih berganti lalu aku sapukan lidah ku pada lubang memeknya, trus aku masukan lidahku pada memek nya, mendapat perlakuan itu Bu Nindy bingsatan tubuhnya bergetar. Aku terus menjilati lubang memek nya kadang2x aku gigit dengan gemas bibir dalam memek nya.

“ooooccchhh….mmmhhhmhhhhhcchh…..aaaaccchhh”

“diapain lagi memek ibu, Her…???oooccchhh….enaaaakkkksskk”

“mmmmhhhmmm….aaaaccchhhh…..”

Tangan ku tidak diam, aku elus2x lobang pantatnya, trus aku ludahi lubang pantat nya dan dengan jari telunjuk, aku masukan ke dalam lubang pantatnya. Bu Nindy mengerang kenakan dan.

“aaaaaaaaaaaaaacccccccccchhhhhhhhhhhh…………. …..ooooooooooooocchhhhhhhhh….ibu keluar…oooohhhhh…memek ku enaaakk….ooohhh koooonntttollll”teriak Bu Nindy.
Bu Nindy mendapatkan orgasme nya yang kedua, tubuh nya ambruk tertelungkup di kasur, tanpa membuang waktu karena kontolku dan ngaceng banget, aku tunggingkan lagi tubuh nya segera ku masukan kontolku ke dalam memek nya yang sudah sangan banjir lalu aku entot memek nya.

“oohhh…rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam memekku…oh…setubuhi aku…oh entotanmu…oh enaknya…eeewwee teruuss memek ku…aaaccchh”

“memek ibu tebal..memek ibu enak dientot…kontolku keenakan bu…”

“ohhh..Herriii…aku bisa ketagihan dientoti kontolmu Herri,,,ohh…enak herr…”

“aku juga bu apooong….enak sekali mengentoti memek bu apong….aku juga pasti ketagihan ngentot sama kamu aapooonggg…”

“ohhh.. Herriii aku ketagihan kontol mu…”

“Ohh Apppoooonnngg aku ketagihan memek dan ittiill mu…”

“ooohhhh apooong memek mu enak dientttoott…”

“aaaacchhh….mmmhhhh….yyyaaahh….entoottt teruuss”

Dengan buas aku genjot memek nya dengan cepat, pantat nya aku remas dengan keras kadang aku tampar sehingga Bu Nindy memekik
“aaaaaaaaaaaaacccchhhhhhhhhhhhh…….ooooohhhhhhh ”

“ooohhhhh apoong, aku haamiili kamu…pong”

“akan ku buat kamu bunting, bu apoong…ooocchhh….memek kamu sedapp….memmeeeekkk…..aacchhh mmeemeeeeeekkkk….”sedikit ku berteriak

Bu Nindy pun tak kalah, dia menjawab dengan kata2 kotor
“iiyya herr…hamili apoong…buntingin aappoong….memek apong enaaakk….oooccchhh….aaaammmhhhh….memek sama itiil ibu buat kamu smuaaa…aaaacchh”jeritnya
Aku terus memompa memek Bu Nindy dan Bu Nindy mengimbanginya dengan menggoyang2xkan pantatnya, kontolku terasa ennaak seperti di pijit oleh memek nya.

“aaaaaaaaaaaaachhhhhhhhhhhhhhhhh…………….aa ppoonggg dapett……….acccccchhhhhhhhh”
Mendengar hal itu semakin cepat dan semakin dalam aku hujamkan kontolku ke dalam memek nya…dia mendapatkan orgasme nya yang ke tiga
Lalu aku balikan tubuh semok nya, sekarang posisi Bu Nindy terlentang dan dengan posisi konvensional aku masukan kontolku ke dalam memek nya. Dengan kecepatan tinggi aku entot memek bu apong,Bu Nindy telihat pasrah munging karena tubuh nya sudah lemas, aku terus mengewe memek janda ini sampai puas.
Sekarang dalam posisi yang sama aku repatkan kakinya sehingga terasa sempit sekali lubang memek nya dan aku miringkan tubuh Bu Nindy dengan begitu aku leluasa meremas pantat bahenolnya dan memilin puting toket nya. Rupanya birahi Bu Nindy naik lagi ditandai dengan desahan dan erangan erotis serta mengimbangi nya dengan menyedot2x kontol ku dengan otot2x memek nya. Tubuh sekel ini meliuk2x bagaikan ular, kepalanya menengadah ke atas, mata nya merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara dalam memek tembem nya.

“ooohhhh Bu Nindy enak sekali ngewe sama kamu…..aku ingin memek kamu poong….oooaaahhhhcchh…ooohhhh memeeekkk…ooohhh…memek enaaakk”desah ku.

“aacchh kontol kamu panjaang dan besaarr…enak memek akuu….enttoot truuuss….ewe…..ee..wweeee truuus memek aahkkuu…oooohh”

“oooccchhhh konttolll….enak banget kamuuu kontttooollll…..ooohhhhoohhhhhhhhh……kkonnnnt ttooolllll…..mmmeeemmmekkk aku di eeenttooottt…oooohhh”

“ooohhh… Bu apoong aku keenakan bu…oh…kontolku rasanya mentok bu…oh…enaknya bu….ohhhh…bu… Bu apoong…maniku juga lagi banyak bu…….oookkkhhh…bu…”

“oookkkkhhh Heerrrii …oh… Heerrii…aq suka Heerrii…aku suka manimu banyak Heerrii…”

Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap lobang memek bu apong…
“oookkkhhh…..bu…oookkkkhhh…”erangku tak kuasa menahan nikmat.

“Iya sayang…okhh. Heerrii…enaknya…”

“Ohh.. enak sekali, sayang..”, kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan.

“Buuuu…aku mau keluar bu…”

“keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot rahimku…aaaahh Heerii…”, kata Bu Nindy sambil mempercepat goyangan pantatnya.

“ohhh akan kusembur rahimmu bu apoong…aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu bu…ooohhh…ohhh…bu…ohhh aapoong..aku akn membuatmu hamil aappoong…aku akan membuntingimu aappooong…oookkkhhhh…”

“iya Herri…entoti…okkhhh…entotin memekkku…..keluarkan manimu sebanyaknya….sirami rahimku…oh…hamili aku….entoti sampai aku bunting…aku pasti hamil oleh manimu…oookkkhhh….aku rela kamu entot sampai hamil…”

Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku sedalam-dalam ke memeknya..
Croott…! Croott….! Croott…!

Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke dalam rahim Bu Nindy sambil kukerahkan otot dan nafasku agar maniku keluar sebanyak-banaykanya… sampai kurasakan air maniku habis keluar….Aku lakukan semua daftar idn poker apk itu sambil mengulum bibirnya...

“ookkkkkhhh…Wily banyak sekali spermamu…oohhh….rahimku merasa hangat oleh manimu…ookkk…semprot terus pejuhmu yang banyak….aaahhh iya…oookkkhh iya..”, kata Bu Nindy sambil meliukkan pinggulnya.. Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang kontolku…kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memeknya…Bu Nindy seolah ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..

“okkkhhhh….aku juga keluar Herrii….”desahnya…

“okkhhh…..aku enak …memek aku puas…akkkhh…enaknya memek ku…”

lalu akhirnya irama pergelutan badan kami berhenti…Ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya…
Nafas kami memeburu…. Lalu bisikkanya terdengar lirih…

“Kontol kamu enak…kontolmu besar dan panjang sayang…aku suka ngentot sama kamu…”

“ibu juga hebat, memek ibu tebal dan tembem…susumu besar bu…tubuh Bu Nindy semok dan mulus…memek ibu enak dientot..”, kataku lirih.

“Kapan pun kamu mau, aku mau dientoti kamu….aku suka birahimu…Kontol kamu besar dan panjang…aku bisa ketagihan ngentot sama kamu..”, kata Bu Nindy sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.

“Aku juga suka sama bu apong…aku juga suka birahimu…aku juga suka ngentoti ibu kapan saja…oohhh….”, kataku sambil meremas toketnya.
Di sela2 kenikmatan yang kita raih, aku bertanya padanya

“bu, kenapa ibu berubah binal seperti ini…?”kata ku.

“ooohh, memang dari dulu pertama liat kamu, ibu dah suka dan nafsu sama kamu, ibu sering berandai2x bisa ngentot sama kamu, malahan ibu sering onani pake jari ibu sambil menbayangin sedang di entot sama kontol kamu…”

“oohh gitu yaa…”

“mulai sekarang aku bisa ngentotin memek ibu kapan pun ibu mau…”kataku sambil ngegerayangin memek nya.

“ok…mulai saat ini tubuh ibu milik kamu sepenuhnya, kamu bebas ngelakuian apa az sama tubuh ibu…”balasnya.

“susu ibu, bibir ibu, memek ibu, itil ibu, pantat ibu, bahkan kalo kamu mau lubang pantat ibu bebas kamu mau apa2in…”desah Bu Nindy sambil meremas kontolku.

“ibu rela kamu perkosa…..ibu rela kamu enttoottin memek ibu….ibu rela kamu ewe pantat ibu….”sambung bu apong

“mulai saat ini ibu harus telanjang di rumah ini supaya klo aku mo ngentot tinggal masukin aza ke memek ibu…ookk” perintahku

“trus klo mau pake baju ato celana harus yang bikin kontol aku ngaceng…spt cuman pake bra sama celana dalam aza, pake baju yang ketat tnpa pake bra supaya puting susu ibu tercetak,pokok nya klo pake baju ga usah pake bra..” kataku

“lalu kalo pake celana sama harus yang ketat tanpa pake celana dalam, klo pake legging harus ketat banget, klo pake daster harus yang pendek banget lebih seksi pake celana pendek yang sebatas memek…” sambungku

“iyaa decch, akan ibu lakukan apa mau kamu, demi kontol kamu ngaceng terus stiap hari dan bisa ngentotin memek ibu….” goda nya

“satu lagi bu, aku ingin liat ibu onani di depan aku….aku ingin liat ibu mencolok2x memek ibu pake tangan ibu sendiri…!” pintaku

“ok…sayang…akan ku lakukan smua permintaan kamu tp dengan 1 syarat….ibu ingin kamu slamanya ngentotin memek ibu…ok” balasnya

“ok…memek ku yang tembem…”kataku sambil memasukan 2 jari ku ke dalam memeknya lalu mengobel2x isi memek bu apong

“aaacchhh…ooohhh…udah dong kontolku…memekku lemes banget….” lirihnya

Akhirnya karena kelelahan kami pun tertidur dan tak terasa waktu sdh menujukan pukul 16.30, aku pun terbangun lalu menyandarkan tubuhku pada dinding sambil mengelus2s kontol, pas menoleh ke samping Bu Nindy sudah tidak ada di tempat tidur lalu aku memanggil nya.

“buuu, buuu, bu apooong…..” panggil ku
“iyaaa, bentar lagi ke atas” serunya

Tak lama kemudian Bu Nindy kembali ke kamarku sambil membawa nampan berisi secangkir kopi susu dan segelas teh hangat serta pisang goreng tp yang membuat kontolku ngaceng lagi adalah dia memakai tanktop putih super ketat sehingga toket nya membentuk sempurna dan puting susu nya tercetak dengan jelas serta terlihat dengan jelas belahan toket nya. Sedangkan bawahannya memakai legging ketat sebetis terlihat pula gundukan memek tembemnya serta belahan memek nya tercetak pula. Dengan lenggokan erotis dia menghampiriku yang sedang duduk lalu menyimpan nampan di sebelahku.

“nich ibu buatkan kopi susu sama pisang goreng…”

“waah, makasih bu….” seruku

“bu, pake baju nya seksi amat, bikin kontol saya ngaceng….”

“yaaa, iyaa lah kan supaya kamu terangsang trus bisa ngentotin memek ibu lagi…” jawabnya

“eemmhh, sini dong, saya pengen susu nich..” kataku sambil menyalakan sebatang rokok

“ibu, boleh ngerokok ga….?” tanya bu apong

“jangan dong bu, bahaya buat ibu…” jawabku

“ini, rokok yg bisa ngeluarin pejuh….” balasnya sambil meremas kontolku lalu langsung menyepong nya

“aaacchhh, dasar binal kamu, pong…” kataku keenakan

Aku pun tak kalah tangan ku langsung mengelus2x memek Bu Nindy dari luar legging. lalu Bu Nindy bergeser sehingga sekarang posisi nya spt 69. Bu Nindy mash menyepong kontolku kadang2 biji pelirku dia hisap2x ato dia kulum, aku sungguh sangat keenakan, hanya desahan yang terdengar, lama2x memek Bu Nindy basah cara daftar akun dana juga karena aku terus mengobel2 terlihat di bagian legging tempat memeknya basah kuyup. Tanpa membuang waktu aku telanjangi Bu Nindy dan langsung aku ewe memek nya, Bu Nindy mendesah keenakan

“aaacchhh….eeemmmhhh…..ooohhhh kontttoolll entot memek ibuuuu….aaaccch” ceracau nya

“ooooohhhhhhhh…..aaa…a…..cccc..hhhhh…..ent ooot yang kenceng Her…ooohhhh, memek aku milik kamu…..oooohhh”

“bu, enak bangeet ngewe sama ibuuuu…..ooohhhh….ooohhh memek apoong…..memeeeekk” teriaku
“iyyaaaahhh…..kontol kamu juga eannnaakkk….aapoong penggeenn tiiaap hari kamu entttooott”

“setubuhi ibu….her…ooohhh….remaass susu ibu….” pengennya

Aku pun segera meremas toketnya, Bu Nindy semakin tak karuan, lalu aku kangkangkan paha nya supaya kontolku bisa masuk lebih dalam, terus aku kilik2x itil nya terlihat itil Bu Nindy semakain mengembang karena terstimulasi, saat aku elus2x itil nya, Bu Nindy mengejan dengan hebat dan sampailah dia ke puncak kenikmatan…

“aaacccchhhhhhhhhhh……oooooooooooooohhhhhhhhhhh hh…………ibuuuuu……..keeeluuuaarr”

“oooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………..eee naaakkk meemeeeekuuu……oooooooooohhhhhhhhhh memek aapoooong di entttoooott sama kontttollll….oooohh” jritnya histeris
Pertahanan ku akan jebol, segera aku cabut kontol ku lalu aku masukan ke dalam mulut Bu Nindy dan Bu Nindy dengan cepat memaju-mundurkan kontolku di dalam mulut nya tak lupa tangan Bu Nindy meremas2x biji pelirku…aku sudah di ambang batas karena keenakan dan akhirnya aku sesakkan kontolku dalam2 di dalam mulutnya serta menahan kepala Bu Nindy supaya jangan terlepas dann Croott…! Croott….! Croott…!

pejuhku keluar di dalam mulut bu apong,Bu Nindy gelagapan karena tak menyangka akan spt itu dan mau tak mau pejuhku ditelan oleh bu apong….
Setelah kurasa smua pejuh keluar, aku keluarkan kontolku dari mulut nya, Bu Nindy tersenyum nakal dan mengeluarkan sesuatu dan ternyata pejuhku
“yang tadi jatah buat mulut ibu, yang ini buat memek dan itil ibu…” katanya sambil mengeluskan pejuhku ke memek dan itilnya
Karena kelelahan akhirnya kami pun tertidur sambil berpelukan…. ooohhh indah nya hidup ini

Tuesday, March 3, 2020

Menikmati Tubuh Istri Mafia

Menikmati Tubuh Istri Mafia

Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Nindy yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Nindy tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Nindy nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Windy, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.Aku kmbali mmperhatikan tante Nindy yg mmblakangiku.



Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Windy ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Nindy trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Nindy. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Nindy lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.

“Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Nindy disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Nindy duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Nindy yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Nindy pun mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Nindy hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Nindy prlahan seakan tengah mnahan sakit.

Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Nindy dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Nindy trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai.

“Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Nindy balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Nindy brubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Nindy. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Nindy pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Nindy. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Nindy yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg idn poker apk versi lama 1.1.10 dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Nindy kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Nindy mmbuka bajunya.

Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan.

Setelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Nindy.Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Nindy hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Nindy tanpa brpaling kearahnya.

Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Nindy terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Nindy stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Nindy malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip.

Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Nindy tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Nindy mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Nindy telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya.

Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Nindy mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Nindy skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih.

Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Nindy sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat idn poker apk versi lama menghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Nindy brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan.

Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Nindy dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Nindy sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Nindy smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Nindy. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Nindy mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.

“Aowww…” jerit kecil tante Nindy saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Nindy, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Nindy menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Nindy. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Nindy sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.



Dengan senyum manis kearahku, tante Nindy mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Nindy sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante ……Nindy, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Nindy smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku.

Trnyata dia lebih buas dari tante Windy. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.Entah brapa lama tante Nindy mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Nindy mandi dngn air maniku.Tante Nindy sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Nindy trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab.

Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Nindy saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Nindy tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.“Aughh…..” suara tante Nindy sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Nindy lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Nindy sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Nindy dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras.

Kemudian mminta tante Nindy agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.Tante Nindy naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Nindy mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Nindy ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi idn poker apk versi 1.1.10 pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Nindy tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Nindy sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat.

Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Nindy sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Nindy. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga. Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Nindy Gienarsih

Kupuaskan Pembantuku Yang Bernama Ine

Kupuaskan Pembantuku Yang Bernama Ine

Namaku Weli, aku mahasiswa di salah satu PTN top di Bandung. Sekarang umurku 21 tahun. Jujur saja, aku kenal seks baru sejak SMP. Aku senang sekali ada situs khusus buat bagi-bagi pengalaman seperti ini, sehingga apa yang pernah kita lakukan bisa dibagi-bagi.

Awal aku mengenal seks yaitu saat secara tidak sengaja aku buka-buka lemari di rumah teman SMP-ku dan menemukan setumpukan Video VHS tanpa gambar di dalam sebuah kotak. Karena penasaran film apa itu, kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan sepi, karena temanku sedang les.

Kusetel film yang berjudul.. apa ya? aku lupa, ternyata itu film dewasa (waktu itu aku belum banyak tahu). Aku cuma pernah dengar teman-temanku pernah nonton film begituan, tapi aku tidak begitu penasaran. Nah, saat itu aku baru tahu itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan bapaknya, oomnya, temannya dan lain-lain.

Dan aku ingin cerita nih pengalaman pertamaku. Kejadian ini terjadi ketika aku masih SMA, di rumahku ternyata ada pembantu baru. Orangnya masih lumayan kecil sekitar 12 tahun lah, tapi itu dia yang membuatku suka. Aku itu suka sama wanita imut-imut yang masih agak kecil mungkin gara-gara video waktu itu (aku suka begitu melihat situs-situs tentang Lolita, soalnya cewek-cewek di situs-situs itu masih imut-imut). Dan yang paling membuatku terangsang adalah payudaranya yang masih baru tumbuh, masih agak runcing (tapi tidak rata).

Setiap hari itu dia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah tangga, ya ngepel, ya mencuci dan lain-lain. Kalau aku sarapan, kadang suka melihat dia yang sedang ngepel and roknya agak terbuka sedikit, jadi tidak konsentrasi deh sarapannya karena berusaha melihat celana dalamnya, tapi sayang susah. Untuk awal-awal aku hanya bisa minta dibuatkan teh atau susu.


Lambat laun karena aku sudah ingin begitu melihat tubuhnya itu, kuintip saja dia kalau sedang
mandi. Tapi sayang karena lubang yang tersedia kurang memadai, yang terlihat hanya pantatnya saja, soalnya terlihat dari belakang. Kadang-kadang terlihat depannya hanya tidak jelas, payah deh. Nah pada suatu hari aku nekat. Kupanggil dia untuk pijati aku, oh iya nama dia Ine.

"Ine.. pijitin saya dong, saya pegel banget nih abis maen bola tadi", kataku.

"Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung", jawabnya.

"Iya, tapi cepet ya. Saya tunggu di kamar saya."

Cihuy, dalam hati aku bersorak. Nanti mau tidak dia ya aku ajak begituan. Lalu kubuka bajuku
sambil menuggu dia. Lalu pintuku diketok,

"Permisi Mas", ketoknya.

"Masuk aja Ne, nggak dikunci kok", lalu dia masuk sambil bawa minyak buat mijit. Mulailah dia memijatku. Mula-mula dia memijat punggungku dan sambil kuajak ngobrol.

"Kamu sekolah sampai kelas berapa Ne?" tanyaku.

"Cuma sampai kelas tiga aja Mas, soalnya nggak ada biaya", jawab dia.

"Sekarang kamu umur berapa?" tanyaku lagi.

Dia menjawab, "Umur saya baru mau masuk 12 Mas."

"Udah gede dong ya", kataku sambil tersenyum.

Lalu aku membalikkan badan, "Pijitin bagian dadaku ya.." pintaku sambil menatap memohon. "Iya mas", katanya. Dia memijati dadaku sambil agak menunduk, jadi baju yang dia pakai agak kelihatan longgar jadi aku bisa melihat bra yang dia kenakan yang menutupi dua buah payudara yang masih baru tumbuh. Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya.

Dan aku juga menikmati wajahnya yang masih polos itu. Begitu dia selesai memijati dadaku, aku langsung bilang, "Pijitan kamu enak", terus aku nekat langsung meraba payudara dia yang imut itu, tapi ternyata dia kaget dan langsung menepis tanganku dan langsung lari dari kamarku. Aku kaget dan jadi takut kalau dia minta berhenti dan bicara dengsn ibuku. Gimana nich? aku langsung dihantui rasa bersalah. Ya sudah ah, besok aku minta maaf saja dengan dia dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Benar saja, besok itu dia ternyata agak takut kalau lewat depanku. Aku langsung bicara saja dengan dia.

"Ne.. yang kemaren itu maaf ya.. Saya ternyata khilaf, jangan bilang sama Ibu ya."
"Iya deh Mas, tapi janji nggak kayak gitu lagi khan, abis Ine kaget dan takut", kata dia.
"Iya saya janji", jawabku.

Sebulan setelah peristiwa itu memang aku tidak ada kepikiran untuk menggituin dia lagi. Dan dia juga sudah mulai biasa lagi. Tapi pada suatu hari pas aku sedang mencari celanaku di belakang, mungkin celanaku sedang dicuci. Soalnya itu celana ada duitku di dalamnya.

Yah basah deh duitku. Eh, pas aku lewat kamar si Ine, kelihatan lewat jendela ternyata dia lagi tidur. Rok yang dia pakai tersibak sampai ke paha. Yah, timbul lagi deh ide setan untuk ngerjain dia. Tapi aku bingung bagaimana caranya. Akhirnya aku menemukan ide, besok saja aku masukkan obat tidur di minumannya. Dan aku menyusun rencana, bagaimana caranya untuk memberi dia obat tidur.
Besok pas sedang makan dan kebetulan rumah sedang sepi, aku minta dibuatkan teh. Setelah selesai dia buat dan diberikan ke aku. Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus manggil dia,

"Ne.. kok tehnya rasanya aneh sih?"

"Masa sih Mas?" kata dia.

"Cobain saja sendiri", dia langsung minum sedikit.

"Biasa saja kok Mas.." katanya.

"Coba lagi deh yang banyak", kataku.

Dia minum setengah, terus aku bilang,

"Ya udah yang itu kamu abisin saja, tapi buatin yang baru."

"Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya nggak enak", jawabnya.

"Nggak apa-apa kok", jawabku lagi.

Aku tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. Ternyata begitu dia mau buat teh baru, eh dia sudah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke kamarku. Begitu sampai di kamarku, kutiduri di kasurku. Berhasil juga aku bisa membawa dia ke kamarku, pikirku dalam hati. Lalu aku mulai membukan bajunya, gile.. aku deg-degan, soalnya pertama kali nich!


Kelihatan deh branya, dan di dalam bra itu ada benda imut berupa gundukan kecil yang bisa membuatku terangsang berat.
Lalu kubuka roknya, kelitan CD-nya yang berwarna krem. Tubuhnya yang tinggal memakai bra dan CD membuat kemaluanku semakin tidak tahan. Tubuhnya lumayan putih. Dalam keadaan setengah telanjang itu, posisi dia kuubah menjadi posisi duduk, lalu kuciumi bibirnya, sambil meremas-remas payudaranya yang masih agak kecil itu. Dan tanganku yang satu lagi mengusap CD-nya di bagian bibir kemaluannya.

Kumasukkan lidahku ke mulutnya dan aku juga berusaha menghisap dan menjilati lidahnya. Sekitar 10 menitan kulakukan hal itu. Setelah itu kubuka branya dan CD-nya. Wow, pertama kalinya aku melihat seorang gadis dengan keadaan telanjang secara langsung. Payudaranya terlihat begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru akan tumbuh. Bagian kemaluannya belum ditumbuhi rambut-rambut dan terlihat begitu rapat.

Langsung kujilati dan kuhisapi payudaranya. Dan payudara yang satu lagi kuremas dan kuusap-usap serta kupilin-pilin putingnya. Putingnya tampak agak mengeras dan agak memerah. Setelah aku mainkan bagian payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah bagian kemaluannya. Bagian itu kelihatan masih sangat polos, dan terlihat memang seperti punya anak kecil. Kubuka kedua pahanya dan belahan kemaluannya, begitu kudekati ingin menjilati.
Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir peduli amat, aku sudah nafsu sekali.

Kutahan nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya dan aku melihat apa yang di namakan klitoris, yang biasanya aku melihat di situs-situs X, akhirnya kulihat secara langsung. Lalu kujilati bagian klitorisnya itu. Tiba-tiba dia mengerang dan mendesah, "Sshh.." begitu. Aku kaget hampir kabur. Ternyata dia hanya mendesah saja dan tetap terus tidur. Ketika aku jilati itu, ternyata ada cairan yang meleleh keluar dari kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut.

Nah sekarang aku dalam keadaan yang amat terangsang, tapi begitu kuperhatikan wajahnya dan ke seluruh tubuhnya aku jadi tidak tega untuk merebut keperawanannya. Aku kasihan tapi aku sudah dalam keadaan yang amat terangsang. Akhirnya kuputuskan untuk masturbasi saja. Soalnya aku tidak tega. Aku pakaikan dia baju lagi dan menidurkan di kamarnya. Yah, aku melepaskan pengalaman pertamaku untuk bercinta dengan seorang gadis mungil berumur 12 tahun! Tidak tahu deh aku menyesal atau tidak.

Setelah melepas kesempatan untuk bercinta dengan Ine. Aku jadi kepikiran terus. Setiap aku apa-ngapain, selalu ingat sama payudara mungilnya Ine dan daerah kemaluannya yang masih polos itu. Untungnya si Ine tidak pernah merasa pernah di apa-apain sama aku. Dia selalu bersikap biasa di depanku tapi akunya tidak biasa kala melihat dia. Soalnya pikiranku kotor melulu.
Pelampiasannya paling aku masturbasi sambil melihat gambar-gambar XX yang aku dapatkan dari situs-situs lolita. Tapi aku bosan juga dan hasrat ingin nge-gituin si Ine semakin besar saja. Sepertinya aku sudah tidak tahan.

Akhirnya pada suatu waktu, aku mendapat kabar yang amat sangat bagus, ternyata orangtuaku mau pindah ke luar negeri, karena bapakku ditugasi ke luar negeri selama 2 tahun. Jadi, aku tidak perlu takut dia mengadu sama ibuku, paling aku ancam sedikit dan aku kasih duit dia diam.
Setelah kepergian orangtuaku ke luar negeri, aku langsung punya banyak planning untuk ngerjain dia. Yang pasti aku sudah malas membius-bius segala.

Soalnya dia diam saja, tidak seru! Ya sudah aku merencanakan untuk memaksa dia saja (eh, kalau ini termasuk pemerkosaan tidak sih?). Pada suatu hari, ketika Ine sedang mandi. Kuintip dia. Biasalah, cuma kelihatan belakangnya saja, tapi aku jadi bisa mengantisipasi kalau dia sudah selesai mandi langsung aku sergap saja. Untungnya setelah dia selesai mandi, keluar kamar mandi menuju kamarnya hanya memakai handuk saja tidak pakai apa-apa lagi.

Begitu keluar kamar mandi langsung kututup mulutnya dan kupeluk dari belakang, dia-nya meronta-ronta. Cuma tenagaku sama tenaga anak umur 12 tahun menang mana sih. Kubawa masuk ke kamar dia saja. Soalnya kalau ke kamar aku jauh. Nanti kalau dia meronta-ronta malah lepas lagi. Pas masuk kamar dia kujatuhkan dia ke kasur sambil menarik handuknya. Dia kelihatan ketakutan sekali dengan tubuh tidak mengenakan apa-apa.

"Mas Andi, jangan Mas" mohonnya.

"Tidak apa-apa lagi Ne.. Paling sakitnya sedikit entar kamu pasti akan ngerasain enaknya", kataku.
Dia kelihatan seperti mau teriak, langsung saja kututup mulutnya.

"Jangan coba-coba teriak ya!" hardikku.

Dia mulai menangis. Aku jadi sedikit kasihan, tapi setan sudah menguasai tubuhku.

"Cobain enaknya deh.." kataku.

Sambil tetap menutup mulutnya kuraba dan kuelus payudaranya itu.

"Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo payudara kamu di elus-elus", kataku.

Setelah kulepas tanganku dari mulut dia, langsung kucium bibirnya. Ternyata dia lumayan menikmati ciuman sambil payudaranya tetap kuremas-remas. "Enak kan?" kataku. Dia diam saja. Terus kubuka CD-ku. Kukeluarkan batang kemaluanku. Dia kaget dan takut.

"Tolong pegangin anuku donk.. dipijitin ya.." pintaku.
Pertama-tama dia takut-takut untuk memegang anuku, tapi setelah lama dipegang sama dia, dia mulai memijiti. Wah, rasanya enak sekali anuku dipijiti sama dia. Setelah itu dia kusuruh tiduran,

"Mas mau ngapain?" tanyanya.

"Aku mau ngasih sesuatu hal yang paling enak, kamu nikmatin aja" jawabku.

Kubuka belahan pahanya, pertama dia tidak mau buka, tapi setelah kubujuk dia akhirnya membuka pahanya dan kujilati kemaluannya sampai ke klitorisnya. Dia mendesah-desah keenakan. "Tuh kan enak", kataku. Kujilati sampai keluar cairannya.

Aku merasa pemanasan sudah cukup, begitu kusiapkan batang kemaluanku ke depan liang kemaluannya dia menangis lagi dan berbicara,

"Jangan Mas, saya masih perawan."

"Saya juga tau kok kamu masih perawan", jawabku.

Aku tetap bersikeras untuk menyetubuhinya. Pas aku mau mendorong kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh dia meronta dan mau lari. Dengan cepat kutangkap. Wah, susah nih pikirku. Kebetulan di kamar dia kulihat ada tali untuk jemuran, kuambil dan kuikat saja tangan dan kakinya ke tempat tidur.

"Aku tahu kamu masih perawan, abis gimana lagi aku udah amat terangsang", kataku.
Dia memandangku dengan tatapan memohon dan sambil dengan keluar air mata.

"Atau kamu lebih suka lewat pantat, biar perawan tetap terjaga?" tanyaku.

"Iya deh Mas, lewat pantat aja ya.. tapi tidak apa-apa kan Mas? Nanti bisa rusak tidak pantat saya?" jawabnya.

"Tidak apa-apa kok", jawabku.

Ya, sudah kulepaskan talinya. Aku tanya sama dia, dia punya lotion atau tidak, soalnya kalau lewat pantat harus ada pelicinnya. Terus dia bilang punya. Kuambil dan kuolesi ke pantatnya dan kuolesin juga ke kemaluanku.

Langsung saja aku ambil posisi dan si Ine posisinya menungging dan pantatnya terlihat jelas. Aku mulai masukkan ke pantatnya. Pertama agak susah, tapi karena sudah diolesi lotion jadi agak lancar.

"Sslleb.. ahh.. enak sekali", jepitan pantatnya sangat kuat.

"Aduh.. Mas, sakit Mas.." rintihnya.

"Tahan sedikit ya Ne.." kataku.

Langsung saja kugenjot. "Gile banget, enaknya minta ampun.." Terus aku berfikir kalau lewat
kemaluannya lebih enak apa tidak ya? masih perawan lagi. Ah, lewat kemaluannya saja dech, peduli
amat dia mau apa tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. Aku membalikkan badannya terus kuciumi lagi bibirnya sambil meremas payudaranya.

"Udahan ya Mas, saya sudah cape.." pintanya.

"Bentar lagi kok", jawabku.

Setelah itu langsung kutindih saja badannya.

"Lho Mas mau ngapain lagi?" tanyanya sambil panik tapi tak bisa ngapa-ngapain karena sudah kutindih.

"Tahan dikit ya Ne.." kataku.


Langsung kututup mulutnya pakai tanganku dan batang kemaluanku kuarahkan ke liang kemaluannya. Dia terus meronta-ronta. Ine menangis lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup. Akhirnya batang kemaluanku sudah sampai tepat di depan lubang kemaluannya.

Aku mau masukkan ke lubangnya susahnya minta ampun, karena masih rapat barangkali ya? Tapi akhirnya kepala kemaluanku bisa masuk dan begitu kudorong semua untuk masuk, mata Ine terlihat mendelik dan agak teriak tapi mulutnya masih kututup dan terasa olehku seperti menabrak sesuatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya.

Selaput dara mungkin, kuteruskan ngegituin dia walaupun dia sudah kelihatan sangat kesakitan dan berurai air mata. Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Dia menangis sambil mendesah, aku makin terangsang mendengarnya. Kugenjot terus sambil kupilin-pilin putingnya. Pada akhirnya aku keluar juga. Kukeluarkan di dalam luabang kemaluannya. Pas kucabut kemaluanku ternyata ada darah yang mengalir dari liang kemaluannya. Wah, aku merenggut keperawanan seorang anak gadis.
"Ine.. sorry ya.. tapi enak kan. Besok-besok mau lagi kan.." tanyaku.

Dia masih sesenggukan, dia bilang kalo kemaluannya terasa sakit sekali. Aku bilang paling sakitnya cuma sehari setelah itu enak.

Besok-besok dia aku kasih obat anti hamil dan aku bisa berhubungan dengan dia dengan bebas. Ternyata setelah setahunan aku bisa bebas berhubungan dengan dia, dia minta pulang ke kampung katanya dia dijodohi sama orangtuanya. Kuberikan uang yang lumayan banyak. Soalnya dia tidak balik lagi.
"Inget ya Ne.. kalo kamu lagi pingin begituan dateng aja ke sini lagi ya.."

Monday, March 2, 2020

Sovie Menjadi Bahan Taruhan Suaminya

Sovie Menjadi Bahan Taruhan Suaminya

Sovie nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Piter, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Piter tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain. Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkawinan kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.



Mas Piter berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Piter pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.

Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.
Mas Piter makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya idn poker apk versi 2.1.0 dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami.

Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Piter berusaha menghindari. “Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.
Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka.

Suatu sore saat Mas Piter belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Willy berkunjung ke rumah. Kedatangan Willy inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Willy datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Piter berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.

Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.”
Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.
“Piter tidak pernah ceSovie kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja” ucap Willy.

Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Piter berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Piter cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.

Untung saja tak lama kemudian Mas Piter pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Willy, Mas Piter tampak lemas. Dia tahu pasti Willy akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Piter kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Piter sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Piter menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.

Setelah Willy pulang, Mas Piter memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Willy. Aku menyadari Mas Piter sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Piter langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.

Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Piter kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Piter mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Piter mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.

Setelah itu Mas Piter sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Piter untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, idn poker apk versi 2.1.0 terbaru sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Piter yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Piter, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Piter terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Piter dengan semampuku, kulihat Mas Piter begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.
Mas Piter kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

Mas Piter rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Piter mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Piter, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Piter yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.
Dan tidak lama kemudian Mas Piter mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

“Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.
“Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.
“Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Piter mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.

Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Willy tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”, ucap Mas Piter.

“Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.
“Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Piter dengan pelan dan tertahan.
Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Piter. Mas Piter mengerti keterkejutanku.

“Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih.
Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Piter.

“Besok kamu ikut aku menemui Willy”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.

Sore hari setelah pulang kerja, Mas Piter menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Piter mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Piter, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Willy menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Willy, dan kemudian berpamitan.
Dengan lembut Willy menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Willy tidak seburuk yang kubayangkan, memang idn poker apk versi lama  matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

Willy menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.

Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

Willy kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Willy merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Willy belum menjamah tubuhku.

Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

Willy rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Willy tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Willy kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Willy tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

Melihat ini, tangan Willy yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Willy mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

Willy memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.

Willy tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Willy melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Willy telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.
Dengan cepat Willy kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Willy dengan idn poker apk versi 2.1.0 android cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Willy mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Willy, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Willy tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Willy rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.
Keesokan paginya, Willy mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah pendeSoviean ini akan berakhir.

Adik Ipar Yang Menggairahkan

Adik Ipar Yang Menggairahkan

Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Agnes memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Agnes mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Agnes mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Agnes bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”



“Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Agnes.” Kemudian Agnes menggangguk. Setelah beberapa saat Agnes merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu..” Agnes hanya mengangguk saja.

Lantas aku dan Agnes mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Agnes masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nes”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Agnes sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. “Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Agnes buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan idnplay deposit pulsa 10000 payudaranya padat berisi. Lantas si Agnes tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.

Hanya beberapa kerokan saja.. Agnes bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov.. sudah selesai.”

Tanpa kusadari Agnes membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok..” “Nggak apa-apa Mas.. teruskan saja.”
Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Agnes hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Agnes mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..”

Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Agnes aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “Yach Mas..” Kini Agnes sudah telanjang idnplay deposit pulsa 10000 bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”



Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Agnes sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Agnes memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Agnes nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Agnes menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah “Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya.

“Isep lagi saja Nov..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Agnes.
Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Agnes. “Agnes.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Agnes bilang, “Jangan Mas.. aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul idnplay deposit pulsa 10000 menempel di vaginanya, “Mas.. Mas.. jangan..”

Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Agnes menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”
Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Agnes menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan..” Lalu Agnes menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.

Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Agnes sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. Mas..” Dan aku merasakan vagina Agnes mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Agnes. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Agnes mengisapnya. Agnes mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Nov.. aku mau keluar nich..”



Agnes mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Agnes. Agnes segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. “Ah.. ah.. Agnes.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas..” Lantas Agnes bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Agnes dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Agnes pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Agnes kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Friday, February 28, 2020

Pemerkosaan Artis dan Model Indonesia

Pemerkosaan Artis dan Model Indonesia

Gw merupakan sebuah staff hotel berbintang di Jakarta, Sudah sepuluh tahun belakangan gw merantau di Jakarta, hanya dengan bermodalkan ijasah SMU gw memberanikan diri mengadu nasib disini, bekerja di hotel tidaklah mengecewakan. Walaupun hanya sebagai office boy, menyaksikan tingkah laku berbagai tamu domestik dan international sudah menjadi hal idnplay deposit pulsa 10000 biasa. Tetapi malam itu agak berbeda dari malam malam sebelumnya ! Ada tamu sangat spesial di hotel, Cindy merupakan artis terkenal yang gw idolakan sejak beberapa tahun belakangan ini.


Cindy sangat seksi sekali tingginya sekitar 178 cm dengan bobot yang ideal, membuat Cindy begitu seksi di layar kaca. Gw kira malam itu adalah mimpi karena melihat dengan mata kepala gw sendiri wanita idola gw ini. Cindy menginap dengan 2 kawannya di dua kamar kelas deluxe di lantai 4 hotel tempat saya bekerja. Namanya, Stephanie dan Fina. Stephanie orangnya kecil mungil. Namun memiliki buah dada yang indah, tidak besar, tidak juga terlalu kecil. Sepertinya, Stephanie yang berusia paling kecil di antara mereka semua. Mungkin baru menginjak 18 tahun. Dan satu lagi, teman mereka dari Jakarta bernama Wawan, dia yang sering mengantar mereka bertiga. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari.

Jessica, Stephanie dan Fina pulang diantar oleh Wawan dengan mobilnya. Sambil ketawa ketiwi, mereka bertiga turun dari mobil untuk memasuki lobby hotel. Dari suara tercium aroma minuman keras yang cukup menyengat. Nampaknya Cindy dan Finna mabuk berat. Sebagai satu-satunya office boy yang ada di lobby, gw pun bergegas menghampiri tamu-tamu istimewa hotel itu.“Serius ! Kamu bisa handle” Teriak sih Wawan dari mobilnya. “Tenang saja. gini-gini Stephanie bisa urus Mbak Cindy dan Mbak Fina kok. Wawan pulang aja, katanya orang rumah ada yang sakit. Aman. Tolong bantu saya papah teman-teman ke atas ya, Mas” Kata Stephanie sambil memerintahku untuk memapah Fina.Dengan sigap gw memapah Fina di tangan kananku.

Tangan kiriku membantu Stephanie yang sempoyongan menahan berat Cindy yang tidak sanggup dipikul oleh tubuh mungilnya. Tangan kiriku benar-benar membuat iri semua bagian tubuh yang lain. Kulit Cindy benar-benar halus. Mungkin karena sering perawatan, pikirku. Dalam kondisi memapah sering kali tanganku bersentuhan dengan susunya yang besar itu. Tentu saja, setiap sentuhan ini membuat adik jadi siaga satu. “ini kesempatan langka, gw harus mendapatkan tubuh idamanku ini..” Batinku. Kami memasukan Fina terlebih dahulu. Karena kamarnya paling dekat dengan pintu lift. setelah itu, gw dikelilingi dua wanita cantik ini berjalan menuju idnplay deposit 10000 kamar 418 yang ada di ujung lorong. Dalam kelebatam cahaya lampu lorong, Stephanie berjalan di depan kami berdua.


Tubuhnya yang mungil menawarkan sex appeal tersendiri. Sensual dalam mungilnya. Hmmm…. Cantik juga ABG ini, kata gw dalam hati sambil tangan kiriku mulai nakal meremas-remas susu Jessica. Kontol gw semakin lama semakin tegang karenanya. Cindy dan Sarah, gw menginginkan kalian berdua malam ini.“Oke, Saya bisa sendiri, Mas”. Kata Stephanie setelah membuka pintu kamar. “Ga apa-apa, Mbak.” Saya antar aja sampe ke dalam… “Kata gw berani mengingat situasi hotel yang sudah sepi. gw menerobos pintu kamar sambil mendorong Sarah. “Apa-apaan ini,Mas…” Bentak Sarah. “Eh… diam kamu. Atau saya kalap dan bunuh kalian berdua”. Ancamku sambil menutup pintu kamar, dan mengdanyangi kuncinya. “Mbak Stephanie duduk di sana !!!” Perintahku semakin berani setelah Stephanie menunjukkan ketakutan pada gw. Stephanie pun duduk di kursi yang ada dekat tempat tidur. gw pun meletakkan tubuh Cindy terlebih dahulu di kasur.

“Eeeeemmmm…” Cindy bereaksi ketika tubuhnya terhempas. susunya sempat terguncang. membuatku semakin terangsang. Tapi nanti dulu, sayang. gw ingin dipanaskan dulu oleh bibir mungil Sarah, pikirku sambil menelan air ludah. gw pun menghampiri Sarah. “Kamu masih mau hidup,bukan ?” Kata gw kepada Sarah. Diikuti anggukan pelan Sarah. “klo gitu ikuti perintahku… buka reslettingku dan elus kontol gw dengan lembut.” Stephanie menuruti. Terlihat masih canggung. Mungkin dia belum pernah melakukannya pada cowo lain. Kontol gw langsung menegang dengan elusan Sarah. Ukurannya yang 18 centi dengan diameter yang gede, membuat tangan mungil Stephanie tidak bisa menggenggamnya dengan utuh.“Aaaahhh… aaahhh… Kamu berbakat sekali, sayang. Sekarang kulum dia” Perintah gw lagi. Stephanie terdiam, sepertinya dia agak bingung. “Isep… atau kamu mampus.” Bentak gw membuyarkan kebingungannya. gw sodorkan kontol gw di bibirnya yang seksi. Dan Stephanie pun bekerja sesuai perintah gw. Mulutnya terbuka penuh menerima kontol gw yang sudah berdiri gagah.

Meskipun hanya 1/3 masuk tapi hangatnya mulut Stephanie membuat sensasi yang luar biasa. Gw pun menarik rambut kepalanya untuk maju mundur demi menambah kenikmatan langka ini. Sambil menangis, Stephanie melakukannya dengan baik untuk level pemula. Sesekali dia mau tersedak, ketika gw memaksakan untuk lebih masuk daftar idn poker apk idnplay lagi. Tangan gw yang satu lagi menyobek kaos tipis yang dikenakannya hingga memperlihatkan seluruh isi dadanya yang putih bersih ini.“Aaaccchhhhh…. hebat kamu cantik. Sudah cukup. Cukup. Sekarang, kamu liat baik-baik. Ini show hebat yang ga ada di sinetronmu.” Kata gw sambil mencabut kontol gw yang sudah siap tempur. gw beralih ke arah ranjang. gw buka resleting Cindy yang masih tidur dalam kondisi maboknya. Setelah gw pelorot jeans ketat itu, sempat gw tertegun melihat pemandangan di depan gw. Aiihh, Mak.

Seksi sekali paha punya artis ini. Tidak seperti pelacur yang biasa gw sambangi.Tangan gw beralih ke kaos putih ketat milik Jessica. gw angkat perlahan hingga lepas. Sempat gw cium dan gigit lehernya karena begitu gemas dengan keindahan luar biasa ini. Dan dengan buru-buru gw lepas bra milik Cindy hingga memperlihatkan gundukan indah milik artis gw idola gw ini. Sempat gw main-mainkan dua putingnya. Lalu ciuman turun ke perut dan terus turun ke bawah. Menuju liang kenikmatan artis tercantik di Indonesian ini.



“Aaaacchhhh… ” Cindy sempat mendesah sesaat setelah lidah gw mengaduk memeknya. Harum sekali memek artis ini. Membuat gairah gw semakin melambung tinggi. Setelah memeknya gw rasakan cukup basah. gw mengambil posisi tempur. Adik gw sudah menghunus dengan tidak sabarnya. Dua tangan gw memegang pinggul ramping Jessica. Dan pelan-pelan kontol gw yang sudah menempel di bibir memek ini bergerak menembusnya. Cindy sempat mengejang dengan penetrasi ini. Tapi pengaruh alkohol membuat dia tidak bisa keluar dari kondisi tidak sadarnya. “Tolong jangan….Mas,kasihan mbak Jessica..”Stephanie merengek di kursi tempatnya duduk sambil menutupi dua susunya yang sudah bebas menggantung.

“Eh…diam kamu. Liat aja. Masih rewel juga gw potong lehermu.” Bentak gw. Dengan tidak sabar gw hentakkan pantat gw hingga kontol perkasa gw meluncur menusuk semakin dalam. “Aaaaaahhh…hh…enak sekali punyamu Jessica. Akhirnya gw bisa mencicipimu.” Desah gw dengan napas terputus-putus. Memang Cindy ternyata sudah tidak perawan. Tapi nampaknya, siapa pun kontol yang pernah bekerja dengannya tidak sebesar milik gw. Sempat gw diamkan kontol gw yang sudah terbenam seluruhnya untuk merasakan pijatan erotis memek Jessica.

“Eeeemmm..mm..aaaah..”Cindy dalam pingsannya tampaknya juga masih merespon rangsangan dari genjotan gw yang mulai cepat. Peluh mengalir di tubuh gw menandakan ritme “pekerjaan” ini semakin cepat. gw merapatkan dada gw ke dada Jessica. Merasakan kenyalnya tetek artis ini menempel di dada gw. Bibir gw seolah tidak mau ketinggalan, terus mengulum bibir yang beraroma alkohol ini, lehernya yang jenjang. Tangan gw dengan gemas meremas kuat dua tetek Cindy bergantian. Tubuh Cindy berguncang-guncang di atas ranjang empuk menerima hujaman kontol gw yang semakin liar. teteknya naik turun menggemaskan. Sensasi yang luar biasa, aaaah…bejo-nya gw, gumam gw dalam hati. Remasan memek Cindy juga mulai terasa semakin kuat mencengkram.



Liangnya yang semakin basah, semakin membuat gerakan dan manuver kontol gw semakin lancar. “Aaaaah…Jessica- gw. Nikmat sekali.” gw menyerocos ga jelas karena kenikmatan luar biasa ini.Tangan gw mencengkram kasar pinggul Jessica. Pantat gw semakin bertenaga naik turun. Dan kemaluan gw yang besar sudah mulai berkedut-kedut menandakan orgasme sebentar lagi datang melanda. gw tanjapkan dalam-dalam semua batang kontol gw dalam liang kenikmatan Jessica, disertai semburan air mani yang luar biasa mengalir menambah sensasi sebuah orgasme. “Uuuuuuugggghhh….”Tubuh gw ambruk seiring melemasnya seluruh tubuh gw.

Kontol gw masih tertancap dengan semua kenikmatan yang baru saja didakinya. keringat gw meleleh membasahi seluruh badan Cindy yang masih terlelap dengan tak bersalahnya. “Aaaahhh…nikmat sekali. Kamu lihatkan, Sarah. Itu tadi seks yang fantastis,bukan?” Kata gw puas sambil melirik Stephanie yang duduk sambil menekuk dua lututnya menutupi susunya. gw tahu di sela pergumulan gw tadi, beberapa kali Stephanie tak tahan juga untuk melirik apa yang sedang terjadi.

Nafasnya terdengar terengah karena terangsang oleh apa yang dia lihat dan dengar. “Aaah…”gw mencabut kontol gw yang sudah mulai menciut dari memek Jessica. Menyisakan ceceran air mani yang mengalir di sela memek yang enak ini. Tubuh gw ambruk di samping idaman gw.

Thursday, February 27, 2020

Guru Anakku Yang Memuaskan Hasratku

Guru Anakku Yang Memuaskan Hasratku

Cerita dewasa kali ini menceritakan pengalaman seorang wanita cantik yang sudah menjanda. Ibu muda ini bernama ibu Cindy, dan ber anak satu yang masih duduk dibangku sekolah dasar. ekonominya hanya pas-pasan saja dan sayangnya IQ anaknya kurang tinggi. Sehingga ibu Cindy yang sudah tau kalau anakknya enggak bakalan naik kelas 2. karenanya bu Cindy mencoba mendekati kepala sekolahnya yang bernama pak Roy. Rupanya pak Martinmengerti akan maksud dari kedatangan bu Cindy tersebut. Dan untuk idn poker apk download menghindari kecurigaan para guru di sekolah maka pak Martinmenyuruh bu Cindy untuk bertemu dengannya di sebuah lobby hotel malam itu juga.


“Anak ibu bisa naik kelas dua tapi … ”

“Tapi apa pak?” tanyaku cepat-cepat.

Pak Martintak meneruskan ucapannya, dia hanya menatapku dengan tajam tanpa reaksi apapun.

“Berapa yang bapak minta?” tanyaku setelah beberapa lama kutunggu dia untuk melanjutkan ucapannya.

“Ibu tak mungkin dapat memenuhinya kalau saya ucapkan!” katanya dengan nada datar.

“Berapa lah pak, tolong anak saya” ucapku lirih dengan nada memelas

“Eee…… tiga juta!”

“Tiga juta!” kataku terkejut

“Iya tiga juta”

“Dari mana saya punya uang sebanyak itu, pak” kataku lagi yang masih terkejut.

“Bila tak punya uang sebesar itu masih bisa ibu usahakan dengan cara yang lain”

“Bagaimana caranya itu pak”

“Asal ibu tak keberatan pasti bisa”

“Iya tapi bagaimana pak!” tanyaku lagi.

Setelah lama pak Martinberpikir panjang lalu dia berkata ….. “Bagaimana kalau sebagai gantinya malam ini bu Cindy bermalamdi hotel bersama!” ucapnya pelan setengah berbisik ditelingaku.

“APA!???” desisku terkejut.

“Iya, bermalam bersama saya!” katanya lagi sambil tangannya melingkar dibahuku.

” Bagaimana? toh tak ada ruginya!” katanya lagi sambil merapatkan tubuhnya ketubuhku yang duduk disofa itu. Aku yang masih shock dengan apa yang barusan kudengar belum hilang.

Akhirnya setelah beberapa lama aku dirayunya dan dengan setengah hati kedua kakiku melangkah mengikutinya menuju mobil sedan pak Martinyang akan membawaku ke sebuah penginapan yang lain yang agak jauh.

Akhirnya kami sampai juga di sebuah penginapan dipinggir kota, jauh dari rumah untuk menghindari ketahuan dari kerabat maupun dari teman. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam saat tiba dikamar motel itu.

“Santai aja bu Nit…” katanya setelah mengunci pintu kamar itu sambil melangkah menggiringku ketepian ranjang. “… ayo duduk dulu, kita rileks sebentar….” ucapnya sambil memeluk pinggangku. Jantungku berdebar - debar rasanya karena canggung dan malu.

“Di kamar ini bu Cindy tak usah malu…” desisnya dekat telingaku sambil tangannya mulai bergerak kearah buah dadaku. “…

Uuuuu…. dada bu Cindy pasti indah sekali!” ucapnya ketika tangannya meraba-raba buah dadaku dari balik bajuku.

Dalam waktu yang cukup singkat, seluruh pakaianku sudah terlepas dari tubuhku tanpa sehelai benangpun dan dalam sekejap juga mas Martinmelepas pakaiannya sendiri tanpa malu-malu dihadapan mataku sambil matanya  memelototi tubuhku yang telanjang ini.

“Pokoknya buat saya puas!… pasti anak ibu naik kelas” bisiknya ditelingaku sambil tangannya mendorong tubuhku kebelakang hingga tubuhku merebah telentang dari pinggir ranjang.

Setelah itu kedua belah pahaku direnggangkan kekiri dan kekanan dan kemudian …….

“OUH……….”desahku, ketika saat itu kurasakan mulutnya mas Martinmulai menciumi dan melumati bibir kemaluanku. Jantungku hanya berdebar-debar kencang dan sekali-kali aku melingking dan merintih panjang menahan rasa geli yang menggelitik diseputar pangkal pahaku.

“SSSST……OUH….masss.. .” desisku berulang-ulang sambil memejamkan mata dan tangankupun mulai meremasi kepala mas Martinyang masih berada diseputar pangkal pahaku. Cukup lama mas Martinmempermainkan bagian kemaluanku, dari mulai aku hanya merasa terpaksa untuk melakukannya hingga sampai sampai diriku menjadi benar – benar terangsang sekali dibuatnya.

“Ouhhh…Ouhhhh…. masss…..” rintihku dengan nafas yang mendesah-desah menahan gejolak nafsu yang mulai timbul. Setelah melihatku yang amat sangat terangsang barulah dia mengambil posisi dengan menaikkan kedua belah pahaku sambil idn poker apk versi 2.1.0 mengarahkan penisnya yang sudah tegang sejak tadi. Beberapa kali penisnya gagal menembus pertahananku hingga akhirnya dia mengoleskan seluruh batang penisnya dengan baby oil.

“AAAAAA….!!!!!!!!!!!” Jeritku keras- keras. Menahan perih dan ngilu yang amat sangat diseputar pangkal pahaku. Kurasakan kepala penisnya menembus masuk kedalam lubang kemaluanku dengan ditekan secara perlahan-lahan hingga kepala penisnya tenggelam tak kelihatan lagi didalam lubang kemaluanku yang terbentang lebar.

Malam itu aku benar-benar dibuatnya melayang-layang tanpa henti. Dia benar-benar bagai kuda liar yang buas dan lincah. Setelah mengguncang tubuhku cukup hebat hingga mencapai titik klimaksnya dia mencumbu dan melubat bibirku sepuas-puasnya tak terkecuali dengan buah dadaku. Tubuhkupun penuh dengan tetesan lendir putih yang dikeluarkan dari ujung kepala penisnya itu.

Sudah empat babak rasaya Pak Martinmenggauli tubuhku tanpa lelah sedikitpun malam itu. Tiap-tiap babak aku hanya dapat meluangkan waktu barang satu batang rokok yang dihisapnya.

“Bagaimana bu Cindy! puas ngak?” tanyanya sambil menaruh puntung rokok yang tersisa ditangannya ke asbak yang diletakkan tak jauh dari sisi ranjang.

“Udah cukup ya mas …..!” balasku pelan, dengan nafas yang masih belum teratur.

“Ah belum dong!” katanya pelan sambil membelai-belai buah dadaku. “…kenapa?” katanya kembali, sambil jemari tangannya mulai nakal dengan memencet-mencet punting susuku dengan lembut.

“Udah perih, mas!…” kataku pelan.

“Perih?, ah nanti juga ilang sendiri kok! jangan takut. Lagian baru jam 1 pagi, kan tadi katanya mau menemani saya sampai pagi.” katanya lagi.

“Iya, tapi ….”

“Ssstt……..” tiba-tiba dia menempelkan jari telunjuknya kemulutku sebagai tanda supaya aku jangan protes, dan tetap melayani sampai dia puas benar. Akhirnya taklama kembali lagi tubuhku disetubuhi untuk yang kelima kalinya. Walau demikian akhirnya akupun turut terangsang dan menikmati setiap gerakannya hingga aku kembali mencapai klimaks yang entah keberapa kali saat itu.

“Bagaimana bu Nit? udah ngak sakit lagikan sekarang.!” Katanya dengan nafas yang masih memburu. Aku hanya terdiam saja dengan mata yang terpejam sambil menikmati rasa gejolak yang tersisa. Kurasakan bibirku dikecupnya beberapa kali.

Akhirnya selama hampir satu setengah tahun lamanya tubuhku menjadi tempat pelampiasan nafsunya sampai akhirnya dia di pindah tugaskan ke luar pulau. Tapi itu bukan dari akhir dari cerita, karena sebelum dia pergi, mas Martinmalah menyerahkan tubuhku kepada penggantinya yaitu pak Togar.

“Bu Cindy!, ini saya kenalkan dengan orang yang akan menggantikan kedudukan saya!” ucap pak Martinkepadaku.

“Oh ini yang namanya Bu Cindy!” ucap orang yang dikenalkan padaku.

“…saya Togar! pengganti pak Roy.” katanya sambil menjabat tanganku dengan mantap.

“Wah keliatanya habis tempur habis-habisan nih!” serunya sambil memandang kesudut ruang, matanya tertuju pada ranjang dikamar motel yang memang kami tempati sejak sabtu kemarin.

“Wah tau aja nih Bang Togar!” celetuk mas Martinsambil tertawa lebar yang diikuti oleh seyum bang Togar sendiri.

“Wah kalau begitu boleh dong saya cicip sebentar, sebagai perkenalan?” ucap Bang Togar tanpa malu-malu.

“Oh silahkan Bang, silahkan.” ucap mas Roy.

Aku hanya diam saja dan tak terkejut lagi karena sudah diberi tahu oleh mas Martinsebelumnya.

“Bu Cindy biar saya tinggal sekarang yah!, lagi pula saya sudah waktunya untuk berangkat kepelabuhan, biar nanti Bang Togar yang anterin pulang.” katanya sambil dia melangkahkan kakinya kepintu kamar.

“Pokoknya anak ibu pasti lulus terus deh dijamin” katanya padaku berbisik dan kemudian meninggalkan kami berdua setelah mengecup bibirku dan sempat-sempatnya meremas pantatku saat itu.

Setelah mas Martintak terlihat lagi oleh pandangan mata maka kamipun kembali lagi masuk kedalam kamar motel itu.

“Ahhh!” pekikku kaget ketika baru pintu kamar ditutup tiba-tiba tubuhku diangkat dan digendongnya………

…untungnya aku cepat menangkap pundaknya bang Togar yang berotot itu dengan lengan kananku sedangkan belakang kedua lututku diangkatnya dengan ringan seperti tanpa beban.

“Kita mandi bareng yuk mbak Nit!” ucapnya sambil memandang wajahku yang masih kuyup dan lesuh. Aku hanya diam saja hanya mataku saja yang memberikan syarat menginyakan. Sambil menggendong tubuhku, yang seperti anak kecil akan dimandikan, dia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi lalu masuk kedalamnya dan tubuhku di turunkannya didalam bath up itu. “Biar saya yang buka dasternya” kata bang Togar yang bersuara berat itu sambil tangannya membuka kedua kancing dasterku lalu dia mengangkat dasterku mulai dari pinggulku keatas hingga kedua pahaku yang putih mulus itu terlihat oleh matanya, lalu diangkatnya lebih tinggi lagi hingga bibir kemaluanku terlihat dengan jelas olehnya karena memang aku semalam tak mengenakan pakaian dalam hanya dibalut oleh daster saja, itupun aku pakai sesaat sebelum seseorang yang bernama bang Togar itu datang kekamar motel yang aku tiduri bersama mas Roy.

“HHHmmmm…pantesan aja si Martinbetah sama mbak Cindy yang aduhai ini” celetuknya setelah dasterku telah lepas dari kulit tubuhku yang putih bersih dan padat ini.


“Sekarang mbak boleh telentang di bath up itu” katanya sambil tangannya yang terasa kasar itu menarik lenganku untuk rebahan di bath up. Kemudian dia menutup lubang bath up itu sambil menyalakan air yang mulai mengucur dengan derasnya mengisi bath up tersebut.

“Saya mau ambil shampo dan sabun dulu ya mbak” kata Bang Togar.

“Oh iya mas…eh..bang!” kataku dengan sedikit gugup karena sebetulnya aku bukan seorang pelacur yang sudah terbiasa menghadapi setiap macam lelaki, tatapi aku hanya seorang janda yang sebetulnya hanya terpaksa melayani lelaki seperti mas Martindulu demi menyelamatkan anakku supaya anakku dapat terus melanjutkan bangku sekolahnya.

Sementara bang Togar keluar kamar mandi untuk mengambil shampo dan sabun, aku hanya dapat melamun saja

membayangkan apa yang akan terjadi denganku sekarang ini, apakah sama dengan cara melayani mas Martinatau berbeda.

“Eh…kok ngelamun…. ngelamunin mas Martinyach!” tanya bang Togar yang sudah kembali masuk kedalam kamar mandi dengan membawa shampo dan sabun.

“Oh…enggak bang” kataku sekenanya.

“Sudah lama menjanda?” tanya bang

Togar sambil dia membuka kaosnya.

“Sudah empat tahun bang” jawabku sambil memandang dadanya yang bidang dan sedikit berbulu dengan kulit tubuhnya yang berwarna kecoklatan cukup kontras sekali dengan warna kulit tubuhku yang putih ini.

“Tapi sejak mengenal si Roy…Cindy ngak kesepian lagi dong!” tanya bang Togar mencomba untuk membuat suasana sedikit lebih santai.

“Ah…Bang Togar bisa ajah!” kataku dengan idn poker apk download versi terbaru mataku yang masih menatap tubuhnya yang besar dan kekar itu.

Kini aku sedikit terkejut dengan mataku sedikit membelalak melihat apa yang tak pernah kubayangkan sebelumnya sambil menelan ludah beberapa kali ketika mataku tertuju pada burung yang menggelantung saat dia melorotkan celana dalamnya sendiri. Bulu kudukku langsung berdiri dan merinding sekujur tubuhku takkala kulihat Batang penisnya yang panjang hampir sepanjang penggaris kecil berukuran kurang lebih 20 centi meteran…..

“Glek…..” aku terus menelan ludahku sendiri, belum lagi ketika mataku tertuju pada kepala burungnya yang bentuknya mirip seperti topi baja pasukan Jerman pada waktu perang dunia ke 2.

“Busyeeet…..ya…ammmmpunnnn n!!!” kataku dalam hati melihat kepala penisnya yang besar sebesar bakso bola tenis.

“Itu barang masih tidur, gima besarnya nanti kalo udah bangun….Hiiiiiii…” kataku lagi dalam hati dengan mataku yang masih memelototi bagian-bagian tubuhnya itu.

“Tuh bengong lagi….kenapa? udah kepingin yach” suara bang Togar yang keras dan berat itu mengejutkanku yang masih galau membayangkan apa yang akan terjadi.

“Ah…Abang” kataku pelan dengan muka sedikit memerah karena malu ketahuan sedang memelototi tubuhnya itu.

“Biar saya kramasin mbak Cindy yach!” ucap bang Togar sambil kakinya masuk menginjak bath up yang sudah mulai terisi air itu. Bang Togar akhirnya duduk dibibir bath up dekat tubuhku hingga dapat lebih jelas lagi kulihat batang penisnya yang besar itu.

Rambutku mulai diguyurnya dengan air yang keluar dari mulut selang pancuran itu. Bau shampo sunslik mulai menerpa hidungku. Kurasakan kepalaku mulai diremasinya dan sekali-kali menggaruk-garuk kulit kepalaku hingga busa shampo tersebut mulai menggunung dikepalaku, rambutku yang terurai dan panjang sebatas punggung juga diurut-urutnya.

“Aku suka rambutmu Nit…, rambutmu hitam dan halus” kata bang Togar setelah menyiram rambutku kembali menghilangkan busa-busa shampo yang masih melekat dirambutku.

“Ngomong-ngomong sudah lama hidup menjanda Nit?” tanya bang Togar, sambil dia beralih mengambil sabun cair .

“”Sudah lama bang…sudah 5 th!, kalau bang Togar masih punya istri?” jawabku sambil aku balas bertanya.

“Oh masih…masih..ada. Tapi istri saya ada di Sumatra sana, saya tinggal di jakarta sendiri saja.” jawab bang Togar, sambil tangannya mulai mengusap-usap punggungku dengan sabun cair.

“Zzzzz….” desisku lirih, takkala telapak tangannya yang kasar itu mulai menyentuh bagian pinggir dari buah dadaku. Kemudian tangannya mulai beralih kebagian depan tubuhku.

“Mbak Cindy…tolonging saya yach!”

“Tolongin apa bang” tanyaku

“Ya…sementara saya bersihin tubuh mbak Cindy, mbak Cindy tolong bersihin punya saya!” katanya sambil tangan kirinya memegang batang penisnya sendiri itu.

“Ayo…enggak usah malu-malu sama saya…..pegangya…pengang! ” katanya menyuruhku untuk memegangnya.

Walaupun sedikit ngeri melihat batang penisnya yang panjang itu akhirnya jari telunjuk dan jempolku mulai mengambil alih batang penisnya yang sedari tadi sudah dipegangnya sambil digoyang-goyangnya. Jantungku mulai berdetak lebih cepat ketika jariku sudah mulai menyentuhnya.

“Ayo dong disanyang” kata bang Togar sambil melihat wajahku, menyuruhku untuk mengelus-elus batang penisnya itu.

“….oh iya kenalin ini si Tohar” ucap bang Togar lagi sambil terseyum senang melihat tanganku yang mulai meraba-rabanya.

“Mbak Nit…dia masih bobo, coba kamu sun…dikit biar bangun!” kata bang Togar . Merinding jadinya mendengar ucapan bang Togar yang menyuruhku untuk mengecup ujung topi bajanya itu.

“Crrup……” suara bibirku terdengar nyaring saat mencium ujung topi bajanya.

“Yaaaa….Ammmpun….bener kan” desisku dalam hati, ketika tak berapa lama kemudian batang penisnya mulai terasa menegang diikuti dengan membengkaknya batang penis yang sedang kupegang hingga lama-kelamaan telapak tanganku yang tadinya dapat memegang 3/4 bagian dari batang penisnya kini telapak tanganku hanya sanggup memegang 1/2 bagian saja dan itupun diikuti dengan semakin memanjangnya batang penisnya, bahkan bila aku genggam dengan kedua telapak tanganku pun kepala topi bajanya masih menonjol dan batang penisnya masih telihat sekitar satu ruas jari.

Yang membuat nyaliku semakin ciut dan seluruh bulu kuduk ku berdiri ketika kepala topi bajanya yang tadinya masih sebesar bakso tenis sudah berubah menjadi satu setengah kalinya.

Sementara kedua tanganku masih terus mengelus dan meremas batang penisnya, bang Togar masih sibuk menyabuni bagian depan tubuhku, tangannya terus menggosok ke leherku lalu turun kebawah sedikit kearah dadaku lalu kembali turun lagi kebuah dadaku yang kenyal itu sambil telapak tangannya tak henti berputar-putar hingga sabun cair yang dipakainya berubah menjadi busa sabun dikulit buah dadaku. Lalu telapak tangannya turun lagi masuk kedalam air di bath up dan mulai menggosok-gosokkan bagian perut tubuhku.

Nafasku sedikit demi sedikit mulai tertahan takkala telapak tangannya semakin turun kebawah hingga tepat diatas bibir kemaluanku yang sudah tidak ada bulu-bulu hitam dan keriting karena dulu mas Martinselalu mencukur bulu-bulu yang menyelimuti daerah bibir kemaluanku hingga licin.

“Ouh….” desisku dengan sedikit tertahan saat kurasakan telapak tangannya mulai turun dan menyentuh bibir luar

kemaluanku.

“wow….tebel ya Nit…..” bisik bang Togar dekat telingaku, saat tangannya merasakan bagian luar bibir kemaluanku. “….Ini baru yang namanya dingin-dingin empuk” katanya lagi setelah sebelah lipatan bibir kemaluanku sedikit ditarik dan diremas dengan jemarinya.

“Mandinya udahan yuk!…. saya udah pusing nih!” seru bang Togar setelah puas membersihkan bagian lipatan bibir kemaluanku dengan sabun dan air. Setelah tubuhku disiram sekali lagi kemudian tangan kanannya melingkari belakang tengkuk leherku sedangkan tangan kirinya mengapit belakang dua lututku sambil menggangkat tubuhku dari air yang ada di bath up itu. Tubuhku kemudian dibawanya keluar kamar mandi dan kemudian tubuhku yang masih basah lansung ditelentangkan diatas ranjang motel yang empuk.

Kulihat bang Togar setelah meletakkan tubuhku dia mengaduk-aduk tas berukuran sedang dan berwarna hitam, entah apa yang dicarinya, Tapi aku hanya menanti sambil membanyangkan apa yang akan terjadi dengan diriku bila topi bajanya masuk kedalam tubuhku, sedangkan dengan benda yang besarnya seukuran mas Martinsaja aku sudah kewalahan bagaimana jadinya dengan benda yang melebihi dari ukuran yang selama ini ku rasakan.

“Oh…untuk apa tambang itu bang?” tanyaku ketika aku baru sadar kembali dari lamunanku.

“Tambang ini…..?” balas bang Togar sambil menunjukan tambang putih bersih kira- kira seukuran tali pramuka yang biasa dipakai anak-anak pramuka diwaktu kemping dan terlihat masih baru.

“Tambang ini ya jelas untuk ngiket, namanya aja juga tambang buat apa kalo enggak dipakai buat ngiket” katanya lagi sambil terseyum penuh gairah.

“Untuk iket apa bang?” tanyaku lagi karena tak mengetahui maksudnya.

“Udah… nanti aja saya kasih taunya, sekarang ayo duduk!” perintahnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku bangkit duduk diatas ranjang. Tanpa berbicara banyak bang Togar kemudian menaiki ranjang sambil membelakangi tubuhku.

Sesudah itu kurasakan tangan kananku ditarik kebelakang tubuhku dan kurasakan pergelangan tangan kananku dililitnya dengan tambang tersebut lalu kemudian pergelangan tangan kiri juga di lilitnya sehingga kedua tanganku hampir tak dapat bergerak lagi.

“Bang…untuk apa saya diikat bang!” tanyaku, dengan hati mulai resah dan takut.

Tapi bang Togar tetap tak bersuara, malahan pergelangan tangan kananku dirapatkan bagian sikut lengan kiriku begitu pula sebaliknya pergelangan tangan kiriku dirapatkan sikut lengan kananku dan kembali tambang yang panjang itu dililitkan beberapa kali lagi.

“Bang…jangan….sakit……! ” seruku mulai meronta karena takut, takut bila dia mau membunuhku. “….bang ampun … ampun…jangan bunuh saya” seruku lagi sambil memohon.

“Mbak Cindy…..mbak Cindy….. tenang- tengan…… siapa yang mau membunuhmu? tenang mbak Cindy…… saya tidak akan pernah membunuh mbak! …….,” ucap bang Togar sambil menggoyang kedua pundakku, wajahnya terlihat kaget juga dengan reaksiku tadi.

 “Saya hanya mau membawa mbak Cindy kedalam permainan yang baru” katanya lagi sambil mencoba terus menyakinkan diriku yang masih takut.

“Iya tapi mengapa musti mengikat kedua tangan saya bang?” tanyaku dengan wajah yang masih pucat.

“Saya ingin membawa mbak Cindy kedalam alam khayalan saya, pokoknya nanti mbak Cindy bisa merasakan perbedaannya.” ujar bang Togar sambil melanjutkan melilit tubuhku dengan tambang tersebut setelah berhasil menenangkan diriku yang tadi masih galau dan resah itu.

Kemudian bang Togar melilitkan tambangnya tepat diatas bagian buah dadaku dan melilitnya dua kali lalu kemudian melilitkannya kembali dua kali tapi tepat dibawah buah dadaku. Setelah itu pinggangku tambang tersebut hingga tak lepas lagi.

Setelah itu begitu juga dengan nasib paha dan pergelangan kaki kananku.“Mbak Cindy…sekarang saya rebahin dulunya” ujarnya sambil tangan kanannya mendorong tubuhku pelan-pelaln kebelakang hingga tubuhku kembali telentang.

Kemudian dia mengambil lagi seutas tambang yang ukurannya lebih pendek. Kurasakan tambang itu mulai menusuk masuk lipatan bagian belakang lututku yang kemudian diikatnya kuat-kuat lalu kurasakan bagian lipatan lututku ditariknya dengan tambang yang masih tersisa itu hingga renggang dan tambang tersebut ditambatnya di leherku begitupula denga sebelah lutut kiriku, sehingga pangkal pahaku menjadi semakin renggang dan luas.

“Nah bagaimana mbak Nit…., masih bisa goyang?” tanyanya setelah selesai mengikat sekujur tubuhku.

“Tidak…!” jawabku sambil mencoba menggoyang tubuhku sendiri seakan-akan ingin mencoba melepas tali temali tersebut.

“Ini yang disebut permainan seni sex ala Jepang kuno! dan ini masih digunakan loh di negeri asalnya!” kata bang Togar memjelaskan padaku.


“Bagaimana seninya bang, kalau enggak idnplay versi 2.1.0 terbaru bisa bergerak begini” tanyaku lagi penuh penasaran.

“Oh begini….seninya bukan masalah di soal gayanya tapi gairah yang dapat ditimbulkannya itu yang membuat lebih berbeda dari permainan yang biasa dilakukan orang.” Katanya menjelaskan padaku sambil dia menyalakan sebatang rokok marlboro.

“……sudahlah…pokoknya nanti mbak Cindy rasakan sendiri dasyatnya permainan ini” katanya lagi sambil dia mengambil seutas tambang lagi yang lebih pendek kira-kira panjangnya 1/2 meter. Sambil kulirik rupanya dia mengikatkan tambang tersebut pada tambang yang melilit pada lilitan tambang yang ada dibawah buah dadaku dan kemudian diikatkannya kembali pada lilitan tambang yang berada diatas buah dadaku hingga buah dadaku semakin mencuat karena terdesak oleh himpitan tambang-tambang tersebut.

“Nah yang ini namanya Off Mount!” ujar bang Togar lagi sambil menunjukkan sebuah benda berwarna hitam mirip bola golf besarnya namun berlubang-lubang dan salah satu lingkaran tersebut ada talinya terbuat dari karet.

“Coba sekarang buka mulutnya…saya mau masukkan Off Mount ini kedalam mulut mbak, supaya nanti kalau mbak Cindy mulai histeris biar enggak terlalu keras suara yang keluar…. coba AA…..” kata bang Togar kembali. Tanpa disuruh untuk yang ketiga kalinya kubuka bibir dan mulutku lebar-lebar agar Off Mount tersebut dapat masuk kedalam mulutku.

“OUFF…..” gunggamku ketika bola itu mulai dimasukkan kedalam mulutku. kurasakan bola tersebut juga dari karet karena saat tergigit oleh mulutku sedikit lentur. Setelah bola kecil tersebut masuk dalam mulutku kemudian tali yang menempel pada bola tersebut dililitkan kebelakan kepalaku hingga sekarang tak mungkin dapat lepas lagi dari dalam rongga mulutku.

“Hhhhh…hhhhhh….FFFff” suara desah nafasku yang keluar dari dalam mulutku. Setelah yakin bang Togar melihat tubuhku yang sudah tak berdaya ini barulah dia mulai meraba-raba tubuhku.

“Kamu terlihat sexy sekali mbak Cindy…” ujar bang Togar sambil tangan kirinya membelai belai rambutku yang masih basah sedangkan tangan kanannya mulai mengelus perutku lalu naik sedikit kearah buah dadaku yang membusung itu.

“EEEEM………” desah suara ku lagi, saat kurasakan telapak tangannya meremas buah dadaku yang padat berisi namun keyal itu. Kemudian kurasakan punting susuku yang mulai dipermainkannya dengan memuntir- muntirkannya dengan sekali-kali mencubit- cubit kecil sambil menarik-nariknya dengan perlahan.

Detak jantung dan gerak nafasku mulai tak teratur saat itu ditambah pula bibirnya bang Togar mulai mencium, menjilat dan mencubit-cubit kecil dengan giginya diseputar telinga dan leherku yang jenjang.

“Bagaimana rasanya saat kau tak berkutik seperti ini Nit…!” suaranya cukup lirih sekali didekat telingaku hampir tak terdengar.

” …… saya akan membuatmu sampai pingsan kenikmatan Nit…..” ucapnya lagi, lalu …..

“EMMMMMM…!” pekikku tiba-tiba ketika tanpa kuduga sebelumnya, kurasakan telapak tangan kanannya meremas dengan keras dibibir kemaluanku yang sudah terbentang bebas sejak tadi. Aku hanya mampu menggeram – geram kesakitan bercampur geli diseputar pangkal pahaku, terlebih lagi saat jemarinya mulai mencubit- cubit dan menyentil-nyentil bagian clitorisku yang paling vital itu sampai-sampai aku memejapkan mata dengan muka mengkerut menahan geli dan ngilu seperti terkena strum setiap kali jemarinya mencubit dan menyentil clitorisku itu. Sangkin tak tahannya kepalakupun bergerak kekiri dan kekanan bagaikan ikan yang terhempas kedarat.

Bang Togar semakin senang dan semakin nakal saja saat melihat tubuhku yang tak berkutik ini menggelinjang-gelinjang apa lagi saat melihatku yang sedang memberi isyarat padanya untuk menghentikan memainkan bagian klitoris dan lubang aplikasi idnplay poker apk versi 2.1.0  vaginaku, dia malah semakin menjadi-jadi dengan lebih keras dan lebih cepat lagi mencubit, menyentil dan mencocok-cocokkan jemari tangannya kedalam liang vaginaku.

Jujur saja walaupun diriku masih takut dan sakit karena ikatan tambang namun ada perasaan nikmat yang lain dari biasanya, sepertinya semakin aku tak dapat melawan dan pasrah sepasrah-pasrahnya malah membuat hasrat birahiku mulai meletup-letup tak terkendali.

Mungkin hampir 15 menit lamanya dia mempermainkan bibir kemaluanku dengan tangannya hingga puas, kupikir setelah dia melepas tangannya yang nakal itu dia bakal mulai menyutubuhiku yang sudah mulai terangsang berat. Tapi ternyata bang Togar malah kembali mengaduk-aduk tas hitamnya dan mengeluarkan sebuah benda berwarna coklat dengan pangkalnya ada kabel kecil.

“Cindy… ini dildo namanya, mirip yah seperti beneran!” ucap bang Togar sambil memperlihatkan benda tersebut. Memang kulihat sepintas mirip dengan penis seorang pria yang sedang berdiri tegap, warnanya coklat muda.

“Nah biar mbak Nit bisa liat saya bantal dikepala yach!” katanya sambil dia mengangkat kepalaku lalu menyusupkan dua bantal yang ada diatas ranjang itu dibawah kepalaku hingga sekarang mataku dapat melihat kedua kakiku yang terbentang lebar itu. Setelah itu kulihat dildo yang dipegangnya sudah dibawanya dan didekatkan tepat dimuka lipatan bibir kemaluanku.

“EEEMMMMMM…” geramku lagi mulai takut, jantungku semakin berdetup kencang saat kulihat Penis-Penisan itu mulai menempel pada belahan lipatan bibir kemaluanku, “EEEEMMMMM” geramku lagi saat kurasakan ujung dildo itu mulai didorong dan ditekannya kedalam mulut vaginaku.

“Bagaimana rasanya mbak Nit… nikmatkan…nikmatkan….. sabar … sabar … sedikit lagi ya sayang!” ujarnya sambil terus menekankan mainan itu.

“EEEMMMMMM…” geramku berulang-ulang dengan tubuh mulai mengejang kaku menahan rasa ngilu dan perih juga geli saat dia terus mendorong dan menekan walaupun secara pelan namun terus menyusrup makin dalam dan semakin dalam lagi hingga lama-lama kulihat batang penis-penisan tersebut hampir tenggelap didalam liang vaginaku.

Setelah itu kulihat bang Togar mengambil semuah tali tambang lagi dan mengikatkan ujung batang dildo itu kuat-kuat kemudian sisa untaiannya diikatkan melingkar pada pinggul dan pinggangku.

“EEEMMMM…..OOOOOOO…” suara desah rintih yang keluar dari dalam mulutku semakin keras saja takkala kurasakan didalam lubang vaginaku benda tersebut mulai bergerak-gerak seperti ular yang sedang menggali lorong tanah. Sesekali kurasakan juga ada getaran-getaran kecil yang keluar dari dalam mainan dildo itu.

Hasrat birahiku semakin menjadi-jadi dan meluap-luap tak terkendali lagi olehku, sebenarnya aku sudah ingin cepat-cepat dia menancapkan pusakanya yang gede itu tapi aku tak dapat bicara dengan mulut yang tersumpal benda yang bernama off mounth itu sedangkan untuk bergerak saja aku tak mampu untuk berkutik lagi didalam ikatannya yang kuat itu. Walau ada perasaan menyesal dan kesal mengapa aku menurut saja untuk diikat hingga aku tak dapat berbuat apa-apa namun disisi lain gejolak nafsuku malah melonjak-lonjak dan ada perasaan aku turut menyukai permainan ini.

“Nit…Nit… saya tinggal sebentar aja! saya mau beli rokok dulu, enggak lama kok, paling – paling 5 menit lamanya” ujarnya membangunkan pikiranku yang sudah sejak tadi melayang-layang diudara.

“Nikmati saja mainan yang ada didalam situ…” ucapnya lagi sambil bang Togar mengecup keningku lalu dia mengenakan pakainanya lagi dan lalu keluar dari dalam kamar motel ini meniggalkan tubuhku yang terikat dengan dildo yang sedang bergerak-gerak lincah didalam lubang vaginaku.

Didalam kesunyian kamar motel ini pikiranku kembali lagi melayang-layang menikmati gerakan dildo yang tanpa henti itu.

“Kreeek”…terdengar pintu terbuka,

“EEEMMMM” gunggamku dengan terkejut setengah mati ketika kulihat ternyata yang masuk bukan lagi bang Togar melainkan dua orang lagi yang rupanya mereka adalah room service dari motel tersebut.

Kulihat kedua orang itupun juga terkejutnya, namun tak lama kemudian salah satunya cepat-cepat menutup pintu kembali. Sementara aku masih terkejut kulihat kedua laki-laki itu mulai mendekatiku bahkan memandangi seluruh tubuhku yang tanpa daya ini.

“Tante…tante kenapa?” tanya seorang dari mereka.

Aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala saja saat itu sambil terus menggeram-geram ketakutan.

“Tante diperkosa ya, sama laki-laki tadi” ucap yang satunya lagi.

“EEEMMMM..” geramku lagi sambil menggeleng-gelengkan kepala. Diriku mulai takut dan malu saat itu.

“Yang tadi keluar itu suami tante!?” tanyanya lagi.

Aku langsung saja mengangguk-angguk dengan cepat supanya mereka cepat-cepat keluar dari kamar ini.

“Kalau yang tadi suaminya, kenapa istrinya diiket sampe begini Dul” tanya temannya kepada orang yang rupanya

bernama Dul itu.

“Wah kalau gitu ini sich namanya belom kerja udah dikasih daging segar Coi” celetuk orang yang bernama Dul pada temannya yang bernama Coi itu.

“Udah kita sikat langsung! mumpung lakinya lagi pergi” seru Dul pada temannya. Tubuhku yang terikat tanpa daya langsung saja diserbunya. Tangan-tangan mereka langsung menggerayangi pangkal pahaku, buah dadaku serta puting susuku.

Walaupun aku tak berdaya namun aku tetap mencoba meronta dari mereka. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mereka tetap saja menggeranyangi tubuhku sambil mengecup-ngecup buah dadaku, puting susuku, clitorisku, serta terus meremas-remas seluruh bagian tubuhku dengan penuh nafsu….

Aku yang terus menerus diserang habis-habisan oleh mereka berdua lama-lama jadi menikmatinya pula setiap rabaan dan kecupan-kecupan mulutnya, entah berapa lama kedua room service itu melahap-lahap tubuhku.

Sedang asyik-asyiknya aku menikmati rabaan dan hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan lidah mereka tiba-tiba saja mereka menghentikan perbuatannya dan ……

“Coi…..cepet kabur….Lakinya udah pulang tuh…. ayo cepet” suara orang yang bernama Dul menyuruh temannya untuk menghentikan lahapannya sambil cepat-cepat bergegas keluar dari kamar ini. Sementara nafasku yang tadi sudah memburu kembali mulai tenang dan tak berapa lama pintu kamar terbuka kembali dan kulihat sesosok yang sudah kukenal untung lah dia si bang Togar sudah kembali lagi.

“Bagaimana Nit rasanya….enakkan…”tanya bang Togar sambil duduk dibibir ranjang,

“….. tuh kan udah basah ranjangnya”ucapnya lagi setelah melihat bagian bawah kemaluanku yang sudah mengeluarkan lendir dan membasahi sprei ranjang yang kutiduri ini.

Setelah puas memandangi tubuhku yang meliuk-liuk sendiri dan menggeram-geram sendiri akhirnya dia melepas dildo tersebut dan kemudian dia mulai menggantikan posisi dildo itu dengan si burung rajawali yang besar itu.

Bang Togar mulai berlutut tepat didepan pangkal pahaku lalu sambil mengangkat sedikit pinggulku, Penisnya mulai diarahkan tepat ditengah-tengah bibir kemaluanku yang sudah terbuka lebar.

“EEEEMMMM…EMMMM….” teriakku keras-keras merasakan kepala penisnya yang menusuk masuk kedalam pangkal pahaku itu. Selanjutnya dia terus mulai menusuk-nusukkan dengan cepat dan gerakannya semakin cepat dan sekali-kali dihentakkannya kuat-kuat didalam lubang vaginaku hingga aku kembali menjerit kuat-kuat tak tertahannkan. Cukup lumanyan lama dia mengocok-ngocokkan penisnya didalam kemaluanku, aku sendiri sudah dua kali mencapai klimaksnya namun dia tak kunjung tiba hingga pada puncak klimaks ku yang untuk ketiga kalinya dia baru mengeluarkan batang penisnya dari dalam kemaluanku yang sudah semakin panas itu dan kemudian sambil tangannya memegang penisnya sendiri bang Togar melepas off mount dari mulutku namun belum sempat aku menarik nafas lebih banyak lagi lewat mulutku, kepala penisnya yang luar biasa besarnya itu langsung dilolohkan kedalam mulutku hingga….

“OUFFFF…..MMMM…. ” gunggamku dengan mulut yang menganga lebar. Mulutku yang masih penuh dengan lendir ludahku sendiri langsung muncrat keluar dari selah selah batang penisnya yang main nyelonong masuk kedalam mulutku.

“EM……GLK……KKK…” tiba-tiba saja kurasakan kerongkokangan kena semprotan air maninya.

“UUUUUUU……H..ZZZ….” suara bang Togar mengerang sambil memejamkan mata. Akhirnya bang Togar langsung ambruk disisi kananku sambil menikmati sisa klimaksnya sendiri.

“Bagaimana Nit….kamu suka dan puas dengan permainan tadi?” ucap bang Togar setelah beberapa menit lamanya dalam keheningan dan dinginnya ruang kamar motel tersebut.

“Puas ….!” kataku pelan dengan nafas yang masih lemah.

“Sayang waktu berjalan cepat amat cepat sekali sayang…,” katanya sambil membelai rambutku yang sudah acak-acakan dengan penuh rasa kepuasan. “…sekarang sudah sore, lebih baik kita sudahan dulu, sabtu depan kita ulangi lagi! maukan?” ujarnya lagi.

“Terserah bang Togar saja, yang penting anak saya selalu dibantu dalam kenaikan kelasnya!” kataku mengingatkan dia.

” oh tentu…tentu, yang pentingkan ibunya, kalau ibunya nurut anaknya pasti lulus terus.” ucapnya lagi sambil mencium bibirku dan tangannya meremas pantatku sekali lagi sebelum kami berdua meninggalkan motel itu.